Kamis, 04 Oktober 2007

Tugas Basis Data 1

Membuat Database Perpustakaan Sederhana Menggunakan Ms.Access 2003

Langkah yang harus dilakukan sebelum membuat suatu database adalah kita harus merancang tabel-tabel dan field-fieldnya.

A. Merancang Tabel

Untuk kali ini yang akan dibuat adalah Database Perpustakaan menggunakan Ms.Access 2003. Tabel yang akan digunakan untuk adalah tabel Anggota,tabel Buku dan tabel Pinjam.

Rincian Tabel

B. Membuat Tabel

Jalankan aplikasi Ms.Access 2003 anda, setelah terbuka pilih ”blank database” untuk memulai membuat.

Dan simpan dengan nama perpustakaan, dan akan muncul jendela seperti dibawah.

Tabel Anggota

Untuk memulai membuat tabel pilih ” Create table in Desaign view ”, maka akan muncul tampilan dan isikan field-field table yang sudah di rancang seperti di atas tadi, simpan dengan nama tabel Anggota dan jangan lupa jadikanlah ID_Anggota sebagai primary key dengan cara mengeblok baris ID_Anggota lalu pilih icon kunci di toolbar.

Tabel Buku

Langkah untuk membuat tabel Buku sama seperti tabel Anggota. Jadikan No_Buku sebagai primary key dan simpan dengan nama tabel Buku.

Tabel Pinjam

Langkah untuk membuat tabel Pinjam sama seperti tabel Anggota dan Buku. Jadikan No_Pinjam sebagai primary key dan simpan dengan nama tabel Pinjam.

Setelah selesai membuat tabel maka akan kelihatan seperti berikut.

C. Relationships

Setelah selesai membuat tabel, langkah selanjutnya kita membuat relasi antar tabel, yaitu dengan cara klick icon relationships di toolbar.

Muncul konfirmasi ”show table”, klick tabel yang ingin di keluarkan lalu add untuk memunculkan tabel tersebut.

Untuk membuat relasi caranya drag field primary key ke field yang di tuju di table lain. Kalau disini field ID_Anggota yang ada di table Anggota di drag ke ID_Anggota yang di table Pinjam. Begitupun dengan No_Buku yang di table buku dan Pinjam, dan atur seperti gambar di bawah.

Hasil relasi.

D. Mengisi Tabel

Setelah selesai merelasikan seluruh tabel, kita bisa langsung mengisi tabel-tabel tersebut dengan cara klick 2x nama tabel.

Senin, 17 September 2007

hidup bukan suatu lomba

Hidup Bukanlah Suatu Lomba

Seorang ibu duduk disamping seorang pria dibangku dekat Taman-Main CJ di
West Coast Park pada suatu minggu pagi yang indah cerah.
"Tuh.., itu putraku yang disitu," katanya, sambil menunjuk kearah seorang
anak kecil dalam T-shirt merah yang sedang meluncur turun dipelorotan.
"Wah, bagus sekali bocah itu," kata bapak itu. "Yang sedang main ayunan di
bandulan pakai T-shirt biru itulah anakku," sambungnya.
Lalu, sambil melihat arloji, ia memanggil putranya.
"Ayo Jack, gimana kalau kita sekarang pulang?"
Jack, setengah memelas, "Kalau lima menit lagi, boleh yahhh, sebentar
lagi,ayah, boleh kan?"
"Cuma tambah lima menit kok, yaaa...?"

Pria itu mengangguk dan Jack meneruskan main ayunan memuaskan hatinya.
Menit menit berlalu, sang ayah berdiri, memanggil anaknya lagi.
"Ayo, ayo, sudah waktunya berangkat?" Lagi-lagi Jack memohon,
"Ayah, lima menit lagilah. Cuma lima menit tok, ya?"
Pria itu bersenyum dan bilang, "OK lah, iyalah..."
"Wah, bapak pasti seorang ayah yang sabar," ibu itu menanggapinya.

Pria itu tersenyum, lalu berkata, "Putraku yang lebih tua, John, tahun lalu
terbunuh selagi bersepeda dekat-dekat sini. Oleh sopir mabuk. Aku tak pernah
memberikan cukup waktu untuk bersama John, sekarang apapun ingin kuberikan
demi dan asal saja saya bisa bersamanya biar- pun hanya untuk lima menit
lagi. Aku bernazar tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi terhadap
Jack. Ia pikir ia dapat lima menit ekstra tambahan untuk berayun. Padahal,
sebenarnya, sayalah yang memperoleh tambahan lima menit memandangi dia
bermain."

Hidup ini bukanlah suatu lomba. Hidup ialah masalah membuat prioritas.
Prioritas apa yang anda miliki saat ini? Berikanlah pada seseorang yang kau
kasihi, lima menit saja dari waktumu, dan engkau pastilah tidak akan
menyesal selamanya.

Kamis, 06 September 2007

Dosa

Dosa Utama Manusia adalah Tidak Kerja Keras PDF Cetak E-mail
Ditulis Oleh Red / Progress
Selasa, 04 September 2007

Dibalut hawa dingin kaki pegunungan, CNKK malam itu, 1 September 2007, hadir di tengah-tengah masyarakat Desa Tonoboyo Bandongan Magelang dalam rangka Pesta Rakyat yang diselenggarakan oleh Rumah Tenun Tradisional Sederhana (RTTS), sebuah perusahaan berbasis masyarakat yang memproduksi bahan-bahan tenunan kualitas ekspor.

Panggung yang berada di lokasi tegalan dengan galengan-galengan sawah yang telah mengering menambah suasana pedesaan. Sebagian hadirin pun ada yang duduk di atas galengan di sebelah panggung bak duduk di atas tribun stadion. Rumah-rumah tempat workshop RTTS dibangun dengan konsep dinding batubata terekspos. Kanan-kiri lokasi yang dibelah oleh jalan yang menghubungkan Magelang-Bandongan-Kaliangkrik itu adalah sawah-sawah yang terhampar luas. Berduyun-duyun orang-orang desa itu datang menikmati penampilan KiaiKanjeng dan menyimak uraian Cak Nun.

"Kambing itu begitu lahir langsung belajar berjalan tanpa menunggu induknya bertindak. Untuk maju, sekarang juga urus dan bekerja keras. Tidak usah menunggu pemerintah bertindak. RTTS mengajak yuk berkerja keras. Waman yarju liqaa rabbihi fal ya'mal amalan sholihan (dan barang siapa berharap perjumpaan dengan-Nya maka beramal shalih-lah). Amal sholeh tak cuma sedekah. Amal saleh adalah kerja keras. Kunci hidup adalah nyambut gawe. Dosa utama manusia adalah tidak bekerja keras," papar Cak Nun memberikan semangat buat semua hadirin yang memadati komplek RTTS malam itu.

Selain itu, Cak Nun juga mengajak masyarakat untuk terus nguri-uri nikmat Allah. Salah satu nikmat dari Allah adalah kekayaan budaya. Cak Nun mengajak hadirin untuk belajar dari Gundul-Gundul Pacul yang malam itu dilantunkan oleh KiaiKanjeng, selain lagu-lagu Jawa penuh hikmah lainnya seperti Ilir-Ilir dan Demak Ijo. Gundul-Gundul Pacul, jelas Cak Nun, adalah karya Sunan Kalijogo. Sunan Kalijogo titip hikmat buat anak-anak yang sesungguhnya muatannya buat para pemimpin. Salah seorang hadirin pun diberi kesempatan untuk ikut menembangkan salah satu lagu Jawa itu. "Saya ingin wong Tonoboyo menjadi wong Tonoboyo. Saya ingin wong Jawa menjadi wong Jawa," tegas Cak Nun memberi dorongan agar masyarakat percaya diri bahwa mereka unggul dan kaya, serta jangan sampai minder.

Lapisan masyarakat desa Tonoboyo dan sekitarnya seperti tergugah semangatnya. Kehadiran Cak Nun dan KiaiKanjeng betul-betul memberi warna tersendiri dalam hati mereka. Mereka sangat senang dan terhibur, lebih-lebih sewaktu KiaiKanjeng mempersembahkan lagu dolanan Demak Ijo. Di situ ada kalimat: ndemok silit gudigen. Meski menyedot tawa, toh Cak Nun menjelaskan nilai-nilai yang dikandungnya yang terkait dengan makna wajah. Salah satunya, wajah adalah wakil kepribadian dan kemanusian manusia. Wakil dari martabat manusia. "Habis kentut saja yang dibasuh adalah wajah, bukan pantatnya," ujar Cak Nun. Sementara itu, tambahnya lagi, "Martabat yang rendah terjadi kalau orang itu malas, keset, nggak mau kerja, ...kerja nenun (membuat tenunan) adalah salah satu cara agar kita tidak bermartabat rendah."

Pukul 23.30, para hadirin kembali ke rumah masing-masing membawa kesadaran dan kepercayaan diri yang baru diiringi tembang-tembang yang dinyanyikan para vokalis KiaiKanjeng.[]